Friday, December 25, 2015

Perempuan dan Kesialan-Kesialan Mereka

Azar Widadsyah
Beberapa hari lalu, saya dibuat tertegun oleh statement salah seorang teman wanita saya.

Bagaimana tidak? Dia berkata bahwa dia sangat jarang menjumpai laki-laki yang mendekatinya tanpa niat buruk. Saya, yang kebetulan juga seorang laki-laki, dengan keras menentang asumsi dia tersebut. 

Dia hanya menjawab: "coba saja amati pembicaraan laki-laki dengan teman-teman lelakinya."

Saya menuruti sarannya dan rupanya, apa yang saya dengar seolah-olah mengiyakan asumsi teman saya tersebut. 

Friday, October 02, 2015

International Coffee Day

Azar Widadsyah
Setahu saya, hari ini adalah Hari Kopi Internasional. Dan sebagai salah satu dari banyak sekali penikmat kopi, sepertinya menyenangkan jika saya membahas sedikit tentang kopi.

Entah bagaimana ceritanya, kopi menjadi minuman yang sangat digemari oleh masyarakat internasional. Seolah tak peduli pada batas-batas negara, kopi sudah mengglobal bahkan sebelum kita mengenal internet. 

Saya pribadi, menyukai kopi karena cita rasanya yang autentik. Beberapa orang lainnya mungkin menyukai kopi karena efek yang ditimbulkan, membuat penikmatnya terjaga saat dibutuhkan. Beberapa mungkin mengikuti tren.Yang jelas masih banyak alasan lain yang dimiliki sesama penikmat kopi di luar sana. 

Jenis-jenis kopi yang sangat banyak dan tersebar di seluruh dunia, membuat kopi memiliki cita rasa yang bervariasi, tapi tetap mengakar kuat. Saya memang tidak pernah mencicipi kopi dari negara lain, tapi jika kopi Indonesia saja sudah mampu memberikan berbagai macam cita rasa dan jenis berbeda, bisa dibayangkan bukan variasi seperti apa yang dimiliki oleh kopi-kopi di negara lain sana?

Thursday, October 01, 2015

The Trees and The Wilds: "Rasuk" yang Membuat Patah Hati.

Azar Widadsyah
Sebuah testimoni dari salah satu tokoh musik yang cukup viral di dunia maya, sukses mengejutkan saya di siang bolong.

Saya lupa seperti apa persisnya yang dia katakan, namun inti dari perkataannya akan selalu saya ingat. Bahwa The Trees and The Wild (atau yang sekarang sudah berganti nama menjadi Trees and Wild), kemungkinan besar tidak akan memainkan lagi lagu dari album "Rasuk" secara live

Sampai hari ini, saya belum kesampaian untuk menyaksikan performa mereka secara langsung. Cukup disayangkan, mengingat lagu-lagu mereka, khususnya dari album yang tadi telah disebut, sudah menjadi teman menjalani hari selama tiga tahun terakhir. Album pertama mereka adalah salah satu dari sedikit album yang tak pernah dihapus dari gadget

Dan mendengar kabar itu, tidak butuh otak yang brilian untuk mendapatkan kesimpulan bahwa tidak mungkin lagi mendengar mereka memainkan lagu-lagu itu pada konser mereka, jika suatu hari saya berkesempatan untuk menyaksikan mereka langsung didepan mata saya.

Wednesday, September 30, 2015

Gerakan Mahasiswa Dalam Pandangan Pribadi.

Azar Widadsyah
Gerakan mahasiswa pernah diagung-agungkan pada masanya. Mahasiswa pernah mendapat dukungan penuh dari rakyat, dibatasi ruang geraknya oleh pemerintah namun di lain pihak dicintai dan didukung gerakannya oleh rakyat. Mahasiswa pernah diagung-agungkan sebagai agen pembawa perubahan, sekumpulan pemikir yang jika bergerak bersama, bahkan mampu merubah satu negara.

Mungkin kita sering mendengar, kemerdekaan dan reformasi bangsa ini dipelopori oleh para mahasiswa. Di masanya, aksi massa yang dilakukan mahasiswa acap kali membawa perubahan skala masif terhadap sistem suatu negara. Dari jaman kolonial hingga kemerdekaan. Dari orde baru hingga reformasi.

Mahasiswa datang dengan memperjuangkan isu-isu yang relevan, pantang menyerah dalam melakukan aksi, dan disertai doa seluruh rakyat yang menginginkan perubahan. Mahasiswa dielu-elukan sebagai ujung tombak perubahan.

Pada masanya.

Tuesday, September 29, 2015

Perkenalan dan Penjelasan.

Azar Widadsyah
Beberapa waktu yang lalu, setelah saya kehilangan blog saya dikarenakan alasan yang sangat konyol namun rentan terjadi,saya berpikiran untuk membuat blog pengganti.

Blog pengganti sudah selesai dibuat (bisa dilihat disini), namun ada yang masih mengganjal. Haruskah saya, menyatukan dua versi yang berbeda dalam diri saya, dalam satu wadah?
Kenapa tidak dipisahkan saja?

Pemisahan ini, saya pikir akan lebih membantu dalam pengklasifikasian konten yang saya tulis di dunia maya. Akan sangat konyol jika sekali waktu saya menulis puisi sendu mendayu, namun di lain waktu saya menuliskan tulisan-tulisan satir sarat kontroversi. Ini memang hanya preferensi pribadi, namun saya tidak ingin pembaca menemukan dua sisi yang terlalu kontras dalam satu wadah.

Powered by Blogger.